Sponsor/Adverstisement

Search This Blog

Wednesday, July 29, 2009

Perintah Tuhan Membawa Sukacita

Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." Yosua 1:8
Ini memang menjadi ayat favorite saya setahun belakangan ini. Ayat ini begitu meresap di hati dan menggembirakan karena sungguh ayat ini berkata jujur dan benar karena saya mengalaminya. Sering kita dengar komentar..."wah di gereja Katolik...banyak peraturan2nya...repot!" Atau ada yang mengatakan..."wah ikut Tuhan kok banyak ini nggak boleh, itu nggak boleh...nggak fun!" maka banyak orang mengikuti Tuhan dengan cara yang gampang aja atau yang nggak repot. Saya percaya bahwa yang baik selalu datang lewat usaha, pengorbanan, dan jerih payah, so don't settle fast for less but strive for the best!

Pertama2 kita sering mendengar sepuluh perintah Allah. Memang kedengarannya banyak tapi sebetulnya kalo mau diambil intisarinya maka tinggal menyisakan dua perintah ini " Cintailah Allahmu dan sesamu manusia dengan segenap hati, jiwa, dan Roh" Lukas 10:27. Tuhan memberikan perintah2 dan larangan2 bukan ingin membebankan manusia tetapi ingin membebaskan manusia dari ketidaksempurnaan. Di dunia ini, si Iblis berkuasa dan selalu berusaha mencuri janji2 Tuhan yang membahagiakan manusia. Firman Tuhan adalah pedang untuk menghancurkan tipuan2 si Iblis. Yesus datang bukan untuk mengambil kebahagiaan tetapi Ia datang untuk membuat sukacita kita penuh dan agar kita memperoleh hidup ( Yoh10:10b, Yoh 15:10-11); "Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh."

Jadi Firman Tuhan itu kalo dianalogikan seperti nasihat seorang dokter terhadap pasiennya. Kalo kita punya masalah dengan kolesterol, LDL tinggi, maka seorang dokter akan menganjurkan untuk tidak banyak makan daging, atau makanan dengan lemak jenuh, goreng2an, dan harus banyak olahraga. Sebagai gantinya, kita harus sering makan sayuran, buah2an, non-fat milk, ikan, dsb. Fun? of course not! :) tentu ini bukan sukacita kalo kita stop makan sate dan gulai kambing, babi panggang, dan makanan lezat yang berlemak lainnya. Bisakah kita menyalahkan Dokter dan mengatakan dia berusaha mengambil/mengurangi kesenangan kita? tentunya tidak karena nasihat dia justru menambahkan atau memperpanjang kebahagiaan pasiennya sehingga pasiennya bisa menyaksikan peristiwa2 hidup dikemudian hari seperti perkawinan anaknya, menikmati hidup di masa tua, melihat cucu2nya, dsb. Kalo sang pasien tidak mendengarkan nasihat dokter, maka hal2 yang baik di kemudian hari tidak akan dilihatnya karena umur pendek yg disebabkan oleh penyakitnya. Memang betul kalo ingin sehat seperti nasihat dokter, kita harus berkorban sebentar. Tetapi dengan demikian kita memperoleh kebahagiaan yang tidak ada bandingnya dengan kesengsaraan yang kita lalui (Roma 8:18).

Firman Tuhan juga demikian, memang kita harus menyangkal diri untuk mengikutinya ( Markus 8:34) tetapi dikemudian hari hidup kita akan menjadi lebih berhasil dan beruntung. Memang kecenderungan manusia ingin selalu mendapatkan yang cepat kelihatan "Instant gratification" tetapi apa yang telah kita pelajari lewat kemajuan zaman ini, kita sering melihat bahwa instant gratification leads to instant destruction/death! Saya yakin kita tidak mau makan instant food tiap hari...karena memang praktis, tapi tidak sehat. Sehat tidak bisa dengan pil/obat2an melainkan dengan disiplin olahraga dan makan teratur. Tetapi orang selalu ingin enaknya, makan tidak sehat, tidak olahraga dan berharap sehat lewat obat. Apa yang terjadi? No improvement!

Mungkin kita tidak selalu mengerti perintah Tuhan, kadang kita bertanya: "mengapa tidak boleh Tuhan?" kadang kita tidak menemukan jawabannya dalam sehari, sebulan, atau setahun. Kadang kita baru menemukan/mengerti jawabannya setelah bertahun2 lamanya. Kalo kita tidak mengerti janganlah kita menjauhkan diri dari Tuhan atau dari pertemua2n ibadah. Tidak setuju atas satu perintah janganlah meninggalkan keseluruhan iman kita. Banyak orang keluar dari gereja karena tidak setuju akan satu ajaran saja. Banyak hal yang kita tidak mengerti didunia ini, contoh dalam science. Banyak kita tidak mengerti tetapi kita tidak pernah meninggalkan/membuang science. Tapi mengapa banyak dari kita yang membuang imannya karena tidak mengerti akan satu hal? Kalo selama ini kita menyaksikan Firman Tuhan selalu bekerja bagi diri kita dengan nyata, maka kalo ada satu hal yang kita tidak mengerti hendaknya kita terus bersabar dan berdoa " Tuhan aku mau percaya, bantu ketidakpercayaanku" (Markus 9:23) maka Tuhan akan memberikannya kelak. Memang sempit dan sesak jalan menuju kebenaran (Matius 7:13) tetapi menjadi ringan kalo kita berjalan bersama Tuhan ( Matius 11:30). Jadi dibilang susah juga tidak dan dibilang gampang juga tidak karena kuasa Tuhan kuat saat kita lemah (2 Korintus 12:10).

Baru2 ini saya mengikuti refreshment seminar tentang Natural Family Planning dengan istri dan beberapa teman. Tulisan2 Paus Pius VI di "Humanae Vitae" memang sulit dimengerti dan dijalankan bagi banyak orang oleh karena kultur dunia tentang Family dan human sexuality saat ini yang sudah sangat amat salah jalan. Kalo kita melihat yang tidak baik setiap hari maka kadang yang tidak baik itu menjadi keliatan biasa saja alias normal. Saya juga melihatnya demikian sebelum membaca tulisan Paus Pius VI diatas (dikemudian hari saya akan berusaha share tentang ini lebih detail). Saya bersyukur lewat gereja dan sakramen2nya, kita selalu disempurnakan sesuai rencana Tuhan. Dan semua Firman dan ajaran2nya yang dijaga kemurniannya oleh Gereja kita, saya bersyukur karena lewat membaca tulisan Paus Pius VI, biarpun susah mengerti sebelumnya, tetapi sekarang justru membawa pembebasan dan sukacita. Biarpun tidak gampang diterima, tetapi pada akhirnya hati saya manis dan berkobar2 karena kebenaran itu! seperti murid Yesus dalam perjalanan Emaus: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" Lukas 24:32