Tidak ada yang kebetulan bahwa Santo Paulus menggambarkan perjalanan iman kita seperti atlet dalam lomba lari. Mereka yang menempuh garis akhir and fight the good fight akan menerima mahkota kemenangan. Kita mencintai Tuhan karena semata2 Tuhan mencintai kita dahulu. Satu maksud hati Tuhan adalah untuk membahagiakan manusia sepenuhnya dalam cintanya. Kita bisa bahagia kalo kita berada dalam cintaNYA karena Dialah sumber dari segala sesuatu yang baik. Unfortunately, didunia ini ada the other power yang berusaha untuk memisahkan manusia dari cintanya. Jadi untuk selalu dekat dan dalam Cintanya kita harus menemui tantangan2 dan pencobaan2. Tetapi Tuhan telah menjamin kemenangan bagi umatnya yang setia. Dan disinilah problemnya. Banyak umat Tuhan yang memilih 'excuses' daripada untuk commitment untuk mencintainya. Kita sering kali memilih tidak ke Gereja karena alasan ngantuk, males, atau pergi ketempat lainnya dengan teman kita. Biarpun ada dorongan untuk membaca alkitab tapi kita lebih sering membaca majalah gossip. Atau ingin berdoa tapi lebih memilih nonton TV dan lain2. Memang ada saatnya perasaan/feeling kita menggebu2 tentang Tuhan...dan pada waktu itu kita rajin berdoa, ke gereja, ke persekutuan doa, rajin membaca firman, dan rajin membantu acara2 sosial rohani. Tapi perasaan/feeling tidak ada untuk selamanya. Maka sungguh bahaya kalo kita mengandalkan perasaan/feeling dalam relationship kita. Love needs commitment and commitment needs discipline and discipline needs sacrifice. Saya mempunyai anak laki2 yang super lucu umur 21 bulan. Saya dan istri saya tentu sangat mencintainya. Waktu dulu dia masih bayi...kita memang harus sering bergadang :) tiap 2-3 jam bangun gantian. Apakah kita ingin bergadang sperti itu? No, apakah ada perasaan ingin melanjutkan tidur daripada bangun gantiin popok atau kasih susu? off course Yes :) and those are our feelings. Tapi untungnya kita tidak rely on our feelings :) kalo nggak bisa kurus dan tak terurus anak kita:). When we say we love our child, that means we are ready to sacrifice our preference and we do it with commitment. When he needs us...we'll be there always not only sometimes! We are ready to make him happy and we are also happy when we see him happy
Seperti contoh diatas, lumrah kalo kitapun dalam iman kadang mempunyai perasaan tidak mau excercise our faith. Lumrah bukan berarti kita harus mengikuti perasaan itu, tetapi sebaliknya, kita harus memerangi perasaan itu. Kita harus overcome kemalasan kita supaya kita tetap setia dan disiplin. Begitu pula dengan iman...tanpa endurance dan disiplin...kita tidak melihat kesuksesan. Firman Tuhan berkata" You need endurance to do the will of God and receive what he has promised. " Ibrani 10:36. Untuk menuai janji Tuhan yang telah tersedia untuk kita, yaitu janji yang sungguh indah, maka kita perlu Endurance(ketekunan/ jatuh bangun). Jadi don't feel bad kalo kita ngantuk2 harus berdoa atau malas2 tapi harus ke Gereja atau ke persekutuan doa. It is ok perasaan itu ada...yang penting berusaha sebisa mungkin untuk khusuk mengikutinya. Kalo gagal, coba lagi, dan coba lagi dan jangan berhenti. Disini endurance kita dilatih dan Spiritual Muscles kita menjadi kuat. Jatuh bangun memang harus dilakukan untuk mencapai cita2 kita. Jangan gampang putus asa dan patah semangat kalo ada sesuatu yang menghalangi iman kita atau terhadap sesuatu pencobaan2. Yusuf dulu dicobai dengan sangat oleh saudara2nya tetapi dia setia pada Tuhan dan Tuhan membelanya dan memberikan berkah yang melimpah. Abraham melewati pencobaan yang luar biasa, dan begitu pula Yesus...tapi ada satu kesamaan dalam kisah mereka yaitu mereka yang setia dan yang menaruh pengharapannya pada Tuhan dalam pencobaan dianugrahi berkat yang melimpah pada akhirnya oleh Tuhan. Jatuh bangun ini yang membuat otot rohani kita kuat. Mungkin kita bisa mulai latihan endurance dari pencobaan2 yang ringan sehari2 yaitu kemalasan kita untuk berdoa, pergi ke Gereja, baca kitab suci, dll. Dengan menyeret2 badan kita untuk melakukan hal2 diatas, itu akan membuat kita disiplin dan akhirnya kita bisa komitmen sehingga cinta kita sempurna. Ingat! salah satu 7 deadly sins menurut St. Thomas Aquinas adalah" Spiritual Laziness" so kita harus was2 jangan sampai kita tenggelam dalam kemalasan kita. Ada pepatah bilang" to enjoy the view, you need to climb up to the top of the mountain". Perjalanan kita ke atas puncak gunung pastinya memerlukan endurance, kekuatan otot, dan kesabaran. Sama seperti firman Tuhan diatas yang mengatakan "dengan ketekunan engkau akan menikmati janji Tuhan". Kita juga ingat...Love endures (1 Kor 13)...kalo kita mencintai Tuhan, we need to endure and ready to take up the cross. Endurance will bring us to His glory.