Sponsor/Adverstisement

Search This Blog

Tuesday, June 3, 2008

Bersyukur Buat Apa Yang Kita Tidak Punya

Kitab pengkotbah mengatakan hal yang enak didunia ini bagi manusia adalah menikmati hasil jerih payahnya (Pkh 5:18). Betul!...memang asik kalo menikmati barang yang kita beli dari hasil jerih payah kita...yang udah macet2 kerja tiap hari. Seringkali kita sebagai manusia suka membanding2kan apa yang kita punya dengan kepunyaan orang lain. Kalo lagi macet misalnya, mungkin diantara kita suka melirik mobil lain yang lebih bagus dan mengidamkannya "aduh..kapan yah saya bisa naik mercedez kaya gitu..."; kalo tetangga baru renovasi rumah, hati kita juga tergoda untuk renovasi yang lebih bagus; atau kalo melihat teman kita yang sukses, kita menjadi berandai2..." wah kalo punya banyak duit kaya dia...saya bakal beli ini, beli itu, dsb". Memang kata orang "rumput tetangga lebih hijau daripada rumput kita".

Manusia berangan2 itu lumrah dan normal asal jangan lupa bersyukur apa yang telah kita punya sekarang ini dan juga bersyukur apa yang kita tidak punya sekarang ini. Kadang kalo manusia sibuk berangan2 dan matanya selalu melihat kedepan...mereka lupa untuk melihat yg sekarang ini. Mereka terus merasa kurang karena mereka sibuk berandai2 sehingga lupa apa yg sekarang mereka punya adalah cukup bagi mereka. Banyak orang bilang " kalo melihat ke atas...memang nggak ada habisnya...tapi kalo kita melihat kebawah, maka kita mulai bersyukur". Artinya, kalo hidup kita dibandingkan terus dengan orang2 yang lebih hebat dari kita maka hati kita tak tentram, tapi kalo kita melihat orang2 yang lebih susah dari kita...maka mulut kita mulai mengucapkan syukur. Manusia pada dasarnya memang tak pernah puas...dulu jalan kaki ingin punya motor, sudah naik motor sering kehujanan jadi ingin punya mobil, punya mobil sering kejebak macet ingin punya pesawat, ntar udah punya pesawat ingin yang lebih lagi dan seterusnya. Percaya tidak percaya...tapi ini memang fakta. Dulu saya sering berpikir "wah kalo udah punya ini..cukup lah nggak usah yang lain2" tetapi nyatanya setelah sudah punya yang ini akhirnya ada godaan ingin yang lebih lagi. Hati manusia itu seperti kendi yang bocor, an endless pit, nggak pernah penuh, yang selalu haus dan tidak pernah puas!

Well...beruntunglah kita, karena Yesus mengatakan "barangsiapa percaya kepadaKu, dia tidak akan haus lagi!" (Yoh 6:35). Kasih Yesus itu gratis, nggak usah kita susah2 nabung untuk beli...karena Dia membagi2kan dengan cuma2. Disinilah hati kita mendapat ketentraman dan kesejukan. Barang duniawi tidak bisa menggantikan janji Yesus ini. Bukan berarti kita tidak memerlukan uang dan material selama hidup didunia ini, tapi semua itu adalah bukan yang utama. Uang tidak akan menambah kasih Yesus tapi Kasih Yesus menambahkan apa yang kita perlukan " Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu " (Mat 6:33). Banyak orang pernah bilang secara bercanda maupun serius ke saya " Tuhan sih Tuhan, tetep aja manusia perlu duit buat makan, makanya cari duit dulu, ntar baru cari Tuhan". Jangan terbalik saudara2ku dalam Kristus, bukan "carilah dulu harta dan kedudukan, maka kasih Tuhan akan ditambahkan" Kenapa? Berkat akan mengalir pada orang2 yang mengasihi Yesus karena orang2 benar selalu dibukakan jalan oleh Tuhan...biarpun musim kemarau tapi mereka tetap memetik buah, disana sini krisis ekonomi tetapi mereka terus mendapat rejeki (Yer 17:8). Ingat! seberapa keras usaha manusia, tetapi Tuhanlah yang menentukan. Sukses adalah kombinasi dari: usaha, karakter dan berkat! (luck kalo orang yang dunia bilang). Sering orang bilang "hard work sometimes is not enough, you also need to be at the right timing, right moment, and the right place" Maka orang bijak akan memilih hidup benar dan mencari kerajaan Allah dahulu karena semuanya akan ditambahkan. Dia akan ditempatkan pada "the right moment, the right timing, and the right place"

Kita tahu bahwa Tuhan selalu memberikan kepada manusia secara berlimpah2. Lihat alam disekitar kita...semuanya diberikannya dalam porsi yang berlimpah2. Tuhan selalu mau supaya sukacita kita menjadi penuh dan hidup dalam berkelimpahan (Yoh 10:10b, Yoh 15). Kalo begitu kenapa doa yang diajarkan Yesus mengatakan " berilah kami rejeki secukupnya/ give us our daily bread" mengapa bukan " berilah kami rejeki sebanyak2nya/ give us our lifetime supply bread"? bukankah ini kontradiksi dengan sifat Tuhan sendiri? Berkelimpahan dalam segala hal tidak menjamin seseorang menjadi sukacita penuh! sukacita penuh adalah apabila kita menerima dalam porsi yang tepat. Porsi masing2 manusia berbeda2 tergantung panggilannya masing2 apakah ia seorang biarawan atau orang awam berkeluarga. Seorang orang tua yang baik selalu ingin memberikan apa saja untuk anaknya secara berlimpah2. Tapi ada saatnya kita membatasi apa yang kita berikan. Orang tua yang baik akan berpikir dua kali untuk membelikan anaknya video game pada saat ujian akhir. Sama seperti Bapa disurga, Dia memberikan kepada kita apa yang kita butuhkan pada saat itu dan apa yang bisa membantu kita untuk mencapai sukacita yang penuh. Kadang kalo kita diberikan lebih dari apa yang kita perlukan, kita sering lupa sama Tuhan; kita lebih cinta berkatnya daripada pemberinya. Kalo kita mulai lebih mencintai barang daripada Tuhan...maka hidup kita akan kembali seperti yang diatas...yaitu: haus, tidak sukacita penuh dan tak pernah tentram. Jadi bersyukurlah atas apa yang kita tidak punya sekarang karena itu ternyata cukup bagi kita. Mulailah kita mempunyai hati yang bersyukur kepada Tuhan dan kita tidak usah melihat milik orang lain. Karena porsi kita masing2 berbeda, ada yang makan sedikit sudah kenyang, ada yang butuh makan banyak baru kenyang...tapi yang penting porsi kita tepat! bersyukurlah apa yang telah diberikan Tuhan kepadamu dan apa yang belum atau tidak diberikan Tuhan kepadamu. Karena semuanya itu dilakukan untuk kebaikan kita. Yang paling penting adalah hidup benar menyenangkan hati Tuhan karena itulah yang paling sedikit kita bisa lakukan untuk membalas kasihNYA yang tak ternilai.

Quote : Paracelcus, the father of toxicology, once wrote: "Everything is poison, there is poison in everything. Only the dose makes a thing not a poison."

Picture taken with rights reserved from:http://www.flickr.com/photos/kaptainkobold/237751957/ by kaptainkobold




3 comments:

maxXimum_life said...

benar banget, setuju banget. memang tak akan pernah usai kalo liat keatas terus..cukuplah apa ada sekarang ini, karena toh Tuhan tahu segala kebutuhan kita. Tuhan tahu segala-galanya tentang kita, meski kita berpendapat bahwa saat nya sudah tepat(kenangan: doa minta kerja, engg pernah dikabulin sampe lu2s baru dikasih hehehe) tapi Tuhan tahu yang lebih tepat dan lebih jauh penglihatannya...hehehe..saya kog jadi sok gini ya ?

keep posting bro, alangkah baiknya kalo kita saling nglink aja....tx

Anonymous said...

Kalo kata seorang Romo dari Rawaseneng "Puas dengan yang sedikit, bersyukur bila tak ada..."

Kalo kata Mother Teresa "I love Him not for every thing that He gives me, but for every single thing that He takes away from me..."

(Hmmm...scary.)

Salt Of The Earth Ministry said...

Halo Rik...

sama kaya lu...gua kadang takut kalo udah nyaman gua lebih bersandar pada kekuatan/jerih payah sendiri daripada berharap pada Tuhan. Bener makanya kaya Romo diatas sama Mother Teresa...

but it is scary...it is a journey for us...

saling menguatkan bro!

God Bless you!